160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
930 x 180 AD PLACEMENT

Gejala Aritmia yang Banyak Dialami Perempuan, yuk kenali!

750 x 100 AD PLACEMENT

Gejala Aritmia yang Banyak Dialami Perempuan, gangguan irama jantung yang menyebabkan detak jantung tidak teratur, baik terlalu cepat atau terlalu lambat, kini menjadi perhatian khusus dalam dunia kesehatan. Menurut para ahli, perempuan cenderung lebih rentan mengalami aritmia dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan hormonal, gaya hidup, dan kondisi kesehatan tertentu. Dalam beberapa bulan terakhir, peningkatan kasus aritmia di kalangan perempuan memicu kekhawatiran dan kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan pengelolaan yang tepat.

Gejala Aritmia yang Banyak Dialami Perempuan meliputi palpitasi atau perasaan berdebar-debar, pusing, sesak napas, kelelahan, dan nyeri dada. Namun, gejala ini seringkali diabaikan atau disalahartikan sebagai tanda stres atau kelelahan biasa. Dr. Maria Aulia, seorang ahli kardiologi di Rumah Sakit Jantung Nasional, menjelaskan bahwa gejala aritmia pada perempuan bisa sedikit berbeda dari gejala pada laki-laki, dan ini bisa membuat diagnosis menjadi lebih menantang.

“Salah satu gejala khas pada perempuan yang mungkin berbeda ialah perasaan tidak nyaman di dada yang tidak selalu terasa seperti nyeri tetapi lebih kepada perasaan tertekan atau sesak. Ini bisa disertai dengan kelelahan ekstrem dan pusing, yang sering kali dianggap sebagai akibat dari aktivitas sehari-hari atau stres,” ungkap Dr. Maria. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa perempuan sering kali mengalami aritmia dalam keadaan santai atau tidur, sedangkan laki-laki mungkin lebih sering saat mereka berolahraga atau melakukan aktivitas fisik berat.

Selain itu, perubahan hormonal yang terjadi selama menstruasi, kehamilan, atau menopause dapat mempengaruhi irama jantung. Dr. Maria juga menekankan bahwa perempuan dengan riwayat keluarga penyakit jantung atau tekanan darah tinggi perlu lebih waspada terhadap gejala aritmia. “Penting untuk memperhatikan gejala yang mungkin muncul secara sporadis, seperti detak jantung yang tidak teratur atau perasaan bahwa jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat tanpa alasan yang jelas.”

750 x 100 AD PLACEMENT

Stress dan gaya hidup yang tidak sehat juga merupakan faktor risiko utama. Perempuan yang mengalami tingkat stres tinggi atau memiliki gaya hidup sedentary, pola makan buruk, dan perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami aritmia. Dr. Maria menyarankan agar perempuan melakukan gaya hidup sehat dengan berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan sehat, menghindari alkohol dan rokok, serta melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi stres.

Pentingnya deteksi dini tidak bisa dikesampingkan. “Serangan aritmia bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat disarankan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi,” tambah Dr. Maria. Ia juga menyarankan penggunaan alat pemantau jantung seperti holter monitor atau alat pemantau detak jantung pribadi yang sekarang sudah banyak dijual di pasaran.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga merespons isu ini dengan menggalakkan kampanye sadar aritmia, mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap gejala-gejala yang muncul dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis terlatih. “Aritmia adalah kondisi yang bisa dikelola dengan baik jika didiagnosis lebih awal. Kami berharap masyarakat terutama kalangan perempuan lebih peduli terhadap kesehatan jantung mereka,” ujar Menteri Kesehatan dalam konferensi pers terbaru.

Dengan peningkatan kesadaran dan pemahaman mengenai gejala aritmia, diharapkan perempuan dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan jantung mereka dan mencegah komplikasi serius yang bisa timbul akibat gangguan irama jantung ini.

750 x 100 AD PLACEMENT

750 x 100 AD PLACEMENT
You might also like
930 x 180 AD PLACEMENT